Minggu, 07 Februari 2016

Bukan Sianida

Minggu siang, sehabis kondangan, saya bersama 2 teman sengaja tidak makan berlebihan biar di lambung masih tersisa banyak tempat untuk wisata kuliner.

Siang itu di jogja, kota yang magnetis (terbukti banyak orang dari luar kota dan bule juga berwisata ke kota ini) ditambah hujan gerimis, ah jadi romantis, kami mengendarai 2 motor, menyapu jalanan kota. Dengan di bantu sobat saya yang bisa meramal, sebut saja waze, kami mencari sebuah tempat nongkrong asik, juga sehat, bertajuk 'fruit bar'.

Kira- kira pukul 14:00 kami sampai di tempat kejadian. Kenapa disebut tempat kejadian? Karena disini ada kejadian menarik...

Kami masuk disambut pramusaji, disodori menu sebelum sampai tempat duduk. Sekilas teman saya, sebut saja N melirik ke meja kasir.

Kami bertiga duduk di sebuah meja (tinggal 2 meja tersisa). Perlu saya terangkan disini, tidak ada adegan seseorang diantara kami yang melihat2 atas seperti berusaha mencari cctv. Tidak ada adegan pilih tempat duduk dengan pertimbangan 'karena paling jauh dari cctv'. Kami bertiga duduk begitu saja. Melepas jaket dan menaruh tas. Sebagai catatan, kami meletakkan tas di kursi, bukan meja.

Lalu kami bertiga mulai melihat menu. Ada 2 daftar menu, karena sebelumnya, saya yg masuk pertama disodori menu oleh si mbak2 pramusaji, dan teman saya yg satunya, berinisial T, meminta satu daftar menu lagi, mungkin pikirnya ini langkah yang efisien. Awalnya saya tidak punya pikiran apa-apa, hanya mengira teman saya ini cukup cerdas (cantik, badan model, dan cerdas). Mungkin juga dia sering hangout rame2 sehingga dia tahu apa yang harus dilakukan.

Oke, kembali ke adegan saat kami sudah di meja. Seseorang dari kami mulai ribut, yaitu si N, merasa bahwa tempat duduk kami kurang cozy, tidak valuable, terlalu pojok, atau apalah. Dia ribut sendiri (karena tidak pegang daftar menu sendiri), mengajak kami pindah, setidaknya memutari cafe, untuk mencari tempat kosong lain, dan memastikan bahwa ada tempat lain yg lebih layak ditongkrongin. Sementara itu saya dan T tidak menjawab, sibuk melihat2 menu.

Setelah N puas ribut sendiri tapi tidak dijawab, dia meminta daftar menu saya, dimana saya belum memilih satu menu pun. Fine. Saya kasihkan sambil sedikit ngambek. Sementara si T dengan cepat memilih menu. Hmm,, sepertinya dia sudah sangat terbiasa disini, ah tidak, dia juga belum pernah tahu tempat ini.

Tidak sampai 10menit kami selesai memilih menu. Lalu dengan cekatan si T bilang, sini aku aja (menawarkan diri untuk membawa si menu dan daftar pesanan ke kasir). Tetapi dengan sigap si N menyela, eh, biar D aja yang kekasir. Dan rencana si T gagal. RENCANA? R-E-N-C-A-N-A?? Memangnya si T merencanakan apa?? Nanti, deh, sabar, perlahan-lahan akan terkuak.

--Bersambung aah, mo naek kereta soalnya--


Tidak ada komentar:

Posting Komentar